This is your new blog post. Click here and start typing, or drag in elements from the top bar.
VIVAnews - Penggemar Lady Gaga harus bersiap menelan rasa kecewa. Hingga Selasa, 15 Mei 2012, Mabes Polri belum mau mengeluarkan izin konser bertajuk "The Born This Way Ball" tersebut yang rencananya akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, pada 3 Juni 2012 mendatang.
Belum dikeluarkannya izin konser oleh polisi bukan karena alasan yang sepele. Banyak pertimbangan dan masukan dari berbagai pihak terkait rencana konser itu. Terutama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai lembaga yang mewadahi ulama dan cendikiawan Islam di Indonesia.
"Mabes Polri belum memberikan izin terhadap rencana konser Lady Gaga. Polda Metro Jaya selaku penanggung jawab wilayah Jakarta tidak memberikan rekomendasi untuk melaksanakan konser di Jakarta," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, dalam konfrensi pers di Gedung PTIK, Selasa 15 Mei 2012.
Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia, serta Forum Umat Islam (FUI) bahkan telah mengajukan penolakan atas konser penyanyi asal Amerika Serikat itu kepada Persiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bila konser Lady Gaga benar-benar dibatalkan, maka ini akan jadi konser pertama artis luar negeri yang tidak mendapat rekomendasi dari kepolisian.
Surat permohonan penolakan itu telah ditanggapi Sekretariat Negera yang dilanjutkan kepada Polda Metro Jaya. Isi suratnya meminta polisi mempertimbangkan pelaksanaan konser penyanyi wanita yang memiliki nama asli Joanne Stefani Germanotta itu. Intinya, polisi diminta agar mengeluarkan kebijakan agar suasana Ibukota tetap kondusif.
Akhirnya, demi mempertimbangkan masalah keamanan, Polda Metro Jaya selaku penguasa kepolisian di wilayah Jakarta, tidak memberikan rekomendasi atas pelaksanaan konser itu. Melalui Kepala Bidang Humas, Komisaris Besar Rikwanto, Polda telah resmi menyatakan untuk membatalkan konser Lady Gaga.
Pihak penyelenggara bahkan sudah diminta untuk mengurus dengan baik pengembalian tiket konser Gaga. Dalam waktu dekat, akan dikoordinasikan dengan Event Organizerselaku penyelenggara acara konser. Sejumlah alternatif tempat untuk pengembalian tiket sudah disiapkan.
Sementara itu, terkait dengan usulan pemindahan lokasi seperti Bali, Rikwanto memungkinkan bahwa pelaksanaan konser bisa saja digelar di kota itu. Tapi, meski Lady Gaga nantinya akan memakai pakaian yang normal saat konser di Jakarta, tetap saja bukan faktor penampilan yang menjadi alasan dibatalkannya konser itu, tetapi dilihat secara keseluruhannya.
Beberapa acuan yang menjadi pertimbangan Polda Metro Jaya untuk menerbitkan rekomendasi penolakan konser Lady Gaga, di antaranya:
Pertama, masukan dari berbagai pihak yakni MUI, yang mengatakan untuk atraksi Lady Gaga di panggung dan foto tidak pantas ditonton banyak orang, busananya terlalu sexy, mengumbar aurat, merangsang, sehingga MUI mengharamkan menonton konser tersebut.
Kedua, beberapa fraksi di DPR menyampaikan bahwa konser terlalu vulgar, implikasinya tidak bagus, dan tidak mendidik sehingga tidak memungkinkan konser digelar di Indonesia.
Ketiga, masukan dari FUI, supaya tidak digelar karena kaitannya dengan masalah mengumbar syahwat dalam arti penampilannya.
Keempat, Lembaga Adat Besar Republik Indonesia mengatakan, perilaku Lady Gaga tidak memiliki atau tidak sesuai dengan adat ketimuran. Budaya seperti itu tidak cocok masuk ke Indonesia.
Bukan hanya MUI yang telah menyatakan bahwa konser penyanyi eksentrik Lady Gaga haram. Front Pembela Islam (FPI) sudah lebih dulu menolak dan menyatakan bahwa penyanyi rock wanita itu selalu membuka aurat setiap konser. Tak hanya hanya mengumbar aurat, FPI menolak konser Lady Gaga karena aliran musik penyanyi wanita itu merupakan aliran sesat penyembah setan.
"Lady Gaga merusak moral dan tidak pantas untuk tampil di Indonesia. FPI tegas, sama seperti MUI dan Mabes Polri. Itu aliran sesat, musiknya penyembah setan," kata Ketua DPD Front Pembela Islam (FPI) Jakarta, Habib Salim Alatas.
Habib Salim atau yang biasa dipanggil Habib Selon, menjamin akan terjadi kerusuhan di Jakarta bila konser Lady Gaga tetap digelar. FPI bersama umat Islam akan datang ke Gelora Bung Karno untuk menghentikan konser. Guna memberikan dukungan kepada polisi, pengurus FPI dan FUI akan datang ke Mabes Polri, sekitar pukul 13.00 WIB, Rabu, 16 Mei 2012.
"Kalau terjadi konser silahkan saja, Jakarta akan rusuh. Meski FPI dibubarkan tidak masalah, tinggal dibentuk lagi, bisa Front Peduli Islam, kalau dibubarkan lagi bentuk Front Persaudaraan Islam. Pengurusnya dia-dia juga," katanya.
Lembaga Adat Besar Republik Indonesia (LABRI) juga menentang konser Lady Gaga. Ketua LABRI, Iansyahrechza, sudah sejak lama meminta polisi agar tidak memberikan izin kepada penyelenggara konser. Karena penampilan seronok Gaga bertentangan dengan Pancasila.
Penolakan LABRI dianggap sebagai langkah penyelamatan generasi bangsa Indonesia. Dan tindakan yang mereka lakukan merupakan tindakan nyata untuk menolak serangan budaya luar.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Taufik Kiemas, ikut angkat bicara. Ia menilai pihak kepolisian pasti sudah mempertimbangkan secara matang sehingga melarang Lady Gaga konser di Indonesia.
Menanggapi berbagai penentangan konser, promotor Big Daddy yang mendatangkan Lady Gaga, tak mau banyak berkomentar. Pihaknya tak ingin terpancing dengan kontroversi tersebut.
"Nanti saja ada waktunya akan kami kasih tahu. Untuk saat ini kami belum bisa beri komentar apapun. Biarkan suasana tenang dulu," ujar Arif perwakilan dari promotor Big Daddy kepada VIVAnews di kantornya, di Senayan City, Jakarta Selatan.
Arif menambahkan, pihaknya sampai saat ini masih terus melakukan komunikasi dengan pihak keamanan terkait urusan izin konser Lady Gaga di Jakarta. Tapi, apakah kontroversi ini diketahui oleh manajemen Lady Gaga, Arif tak mau menjawab. Menurut Arif, meski banyak mendapat tanggapan negatif dari beberapa organisasi di Indonesia, persiapan konser Lady Gaga tak mengalami gangguan.
Ulah Sensional Lady Gaga
Terlepas dari pembatalan konser oleh pihak kepolisian, sosok Lady Gaga memang tidak pernah lepas dari aksi kontroversial yang sensasional. Karena kerap memunculkan sensasi, popularitas Lady Gaga meningkat. Pelantun 'Poker Face' ini menduduki posisi pertama sebagai orang berpengaruh versi Majalah Forbes.
Apa saja yang pernah Lady Gaga lakukan?
Pertama, Lady Gaga muncul dengan busana berbahan daging di tahun 2010 pada acara MTV Video Music. Pakaian tersebut dirancang oleh Franc Fernandez dan Nichola Formichetti. Belum lama ini, penyanyi berusia 26 tahun itu terlihat lagi mengenakan gaun "daging" saat persiapan konser di Tokyo, Jepang. Berbeda dari busana yang dikenakan Gaga pada tahun 2010, gaun kali ini tidak terbuat dari daging sungguhan walau sempat membuat banyak orang kaget.
Kedua, Lady Gaga membuat kontroversi lagi dengan memunculkan lagu 'Judas'. Dari judulnya sudah terlihat ada sedikit sentimen agama yang dibawakan, dan tentu saja pada liriknya. Lirik lagu dalam album 'Born This Way' ini membuat marah kelompok agama, salah satunya adalah umat Katolik.
Ketiga, Lady Gaga tampil vulgar di sebuah klub malam di Stockholm, Swedia. Saat itu, ia hanya mengenakan celana dalam hitam dan bra serta penutup jaket panjang yang kancingnya terbuka.
Keempat, Lady Gaga membuat sensasi dengan meminta tandatangan penyanyi Boy George di daerah paling pribadinya. Hal itu dilakukannya saat Lady Gaga, yang masih duduk di bangku SMA, menonton konser Boy George di New York.
Sensasi Joanne Stefani Germanotta atau yang biasa disebut Lady Gaga seakan tidak pernah berhenti. Meski demikian, penyanyi dan penulis lagu asal Amerika kelahiran New York, 20 Maret 1986 itu juga banyak memiliki sisi baik.
Pada November 2011, Gaga telah mendirikan sebuah Yayasan yang diberi nama Born This Way Foundation. Yayasan yang namanya diambil dari judul album terbaru tersebut fokus pada program pemberdayaan kaum remaja dan membantu orang-orang yang mengalamibullying (intimidasi di sekolah).
Dalam menjalankan programnya, Born This Way Foundation menggandeng John D. & Catherine T. MacArthur Foundation dan The California Endowment. Kedua yayasan atau lembaga ini sama-sama memfokuskan diri pada pemberdayaan pemuda.
Yayasan milik Gaga juga bekerjasama dengan Berkman Center for Internet & Society di Harvard University. Kerjasama keduanya lebih kepada pemanfaatan kekuatan internet sebagai alat untuk mempromosikan perubahan.
Seperti diketahui, Gaga memiliki jumlah penggemar yang cukup fantastis di dunia maya. Di situs jejaring sosial Facebook, Gaga memiliki pengemar sebanyak 44 juta dan 15 jutafollower di situs mikro blogging Twitter.
Gaga juga pernah memenangkan Hero Award atas karyanya dengan komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender lewat Trevor Project-nya - sebuah perusahaan nirlaba yang menawarkan layanan pencegahan bunuh diri.
Gaga memang sangat gerah dengan semakin banyaknya kasus bullying (penindasan). Apalagi saat seorang bocah laki-laki korban bullying berusia 14 tahun, Rodemeyer akhirnya bunuh diri karena putus asa karena terus ditindas. Sebelumnya, Gaga pernah menginspirasi bocah itu untuk tetap semangat hidup, namun gagal. Saat mengetahui sang bocah bunuh diri, Gaga pun marah besar.
Tak hanya sekedar concern pada masalah bullying Gaga juga tergerak hatinya saat melihat peristiwa Tsunami di Jepang yang menelan banyak korban beberapa waktu lalu. Tak hanya sekedar diam, Gaga memiliki cara lain untuk ungkapkan rasa dukanya terhadap bencana Tsunami di Jepang. Penyanyi eksentrik ini merancang gelang yang hasil penjualannya akan didonasikan untuk korban tsunami.
Gaga menjual gelang berwarna putih dan merah dengan tulisan 'We Pray For Japan' dan tulisan kanji di sekeliling gelang tersebut. Gelang seharga US$5 atau setara Rp43.000 itu dipromosikan lewat Twitter.
Pelantun 'Poker Face' ini juga meminta kumpulan penggemarnya, yang memiliki sebutan 'Little Monsters' untuk membeli gelang itu dalam laman situs internet miliknya. (eh)
Belum dikeluarkannya izin konser oleh polisi bukan karena alasan yang sepele. Banyak pertimbangan dan masukan dari berbagai pihak terkait rencana konser itu. Terutama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai lembaga yang mewadahi ulama dan cendikiawan Islam di Indonesia.
"Mabes Polri belum memberikan izin terhadap rencana konser Lady Gaga. Polda Metro Jaya selaku penanggung jawab wilayah Jakarta tidak memberikan rekomendasi untuk melaksanakan konser di Jakarta," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, dalam konfrensi pers di Gedung PTIK, Selasa 15 Mei 2012.
Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia, serta Forum Umat Islam (FUI) bahkan telah mengajukan penolakan atas konser penyanyi asal Amerika Serikat itu kepada Persiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bila konser Lady Gaga benar-benar dibatalkan, maka ini akan jadi konser pertama artis luar negeri yang tidak mendapat rekomendasi dari kepolisian.
Surat permohonan penolakan itu telah ditanggapi Sekretariat Negera yang dilanjutkan kepada Polda Metro Jaya. Isi suratnya meminta polisi mempertimbangkan pelaksanaan konser penyanyi wanita yang memiliki nama asli Joanne Stefani Germanotta itu. Intinya, polisi diminta agar mengeluarkan kebijakan agar suasana Ibukota tetap kondusif.
Akhirnya, demi mempertimbangkan masalah keamanan, Polda Metro Jaya selaku penguasa kepolisian di wilayah Jakarta, tidak memberikan rekomendasi atas pelaksanaan konser itu. Melalui Kepala Bidang Humas, Komisaris Besar Rikwanto, Polda telah resmi menyatakan untuk membatalkan konser Lady Gaga.
Pihak penyelenggara bahkan sudah diminta untuk mengurus dengan baik pengembalian tiket konser Gaga. Dalam waktu dekat, akan dikoordinasikan dengan Event Organizerselaku penyelenggara acara konser. Sejumlah alternatif tempat untuk pengembalian tiket sudah disiapkan.
Sementara itu, terkait dengan usulan pemindahan lokasi seperti Bali, Rikwanto memungkinkan bahwa pelaksanaan konser bisa saja digelar di kota itu. Tapi, meski Lady Gaga nantinya akan memakai pakaian yang normal saat konser di Jakarta, tetap saja bukan faktor penampilan yang menjadi alasan dibatalkannya konser itu, tetapi dilihat secara keseluruhannya.
Beberapa acuan yang menjadi pertimbangan Polda Metro Jaya untuk menerbitkan rekomendasi penolakan konser Lady Gaga, di antaranya:
Pertama, masukan dari berbagai pihak yakni MUI, yang mengatakan untuk atraksi Lady Gaga di panggung dan foto tidak pantas ditonton banyak orang, busananya terlalu sexy, mengumbar aurat, merangsang, sehingga MUI mengharamkan menonton konser tersebut.
Kedua, beberapa fraksi di DPR menyampaikan bahwa konser terlalu vulgar, implikasinya tidak bagus, dan tidak mendidik sehingga tidak memungkinkan konser digelar di Indonesia.
Ketiga, masukan dari FUI, supaya tidak digelar karena kaitannya dengan masalah mengumbar syahwat dalam arti penampilannya.
Keempat, Lembaga Adat Besar Republik Indonesia mengatakan, perilaku Lady Gaga tidak memiliki atau tidak sesuai dengan adat ketimuran. Budaya seperti itu tidak cocok masuk ke Indonesia.
Bukan hanya MUI yang telah menyatakan bahwa konser penyanyi eksentrik Lady Gaga haram. Front Pembela Islam (FPI) sudah lebih dulu menolak dan menyatakan bahwa penyanyi rock wanita itu selalu membuka aurat setiap konser. Tak hanya hanya mengumbar aurat, FPI menolak konser Lady Gaga karena aliran musik penyanyi wanita itu merupakan aliran sesat penyembah setan.
"Lady Gaga merusak moral dan tidak pantas untuk tampil di Indonesia. FPI tegas, sama seperti MUI dan Mabes Polri. Itu aliran sesat, musiknya penyembah setan," kata Ketua DPD Front Pembela Islam (FPI) Jakarta, Habib Salim Alatas.
Habib Salim atau yang biasa dipanggil Habib Selon, menjamin akan terjadi kerusuhan di Jakarta bila konser Lady Gaga tetap digelar. FPI bersama umat Islam akan datang ke Gelora Bung Karno untuk menghentikan konser. Guna memberikan dukungan kepada polisi, pengurus FPI dan FUI akan datang ke Mabes Polri, sekitar pukul 13.00 WIB, Rabu, 16 Mei 2012.
"Kalau terjadi konser silahkan saja, Jakarta akan rusuh. Meski FPI dibubarkan tidak masalah, tinggal dibentuk lagi, bisa Front Peduli Islam, kalau dibubarkan lagi bentuk Front Persaudaraan Islam. Pengurusnya dia-dia juga," katanya.
Lembaga Adat Besar Republik Indonesia (LABRI) juga menentang konser Lady Gaga. Ketua LABRI, Iansyahrechza, sudah sejak lama meminta polisi agar tidak memberikan izin kepada penyelenggara konser. Karena penampilan seronok Gaga bertentangan dengan Pancasila.
Penolakan LABRI dianggap sebagai langkah penyelamatan generasi bangsa Indonesia. Dan tindakan yang mereka lakukan merupakan tindakan nyata untuk menolak serangan budaya luar.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Taufik Kiemas, ikut angkat bicara. Ia menilai pihak kepolisian pasti sudah mempertimbangkan secara matang sehingga melarang Lady Gaga konser di Indonesia.
Menanggapi berbagai penentangan konser, promotor Big Daddy yang mendatangkan Lady Gaga, tak mau banyak berkomentar. Pihaknya tak ingin terpancing dengan kontroversi tersebut.
"Nanti saja ada waktunya akan kami kasih tahu. Untuk saat ini kami belum bisa beri komentar apapun. Biarkan suasana tenang dulu," ujar Arif perwakilan dari promotor Big Daddy kepada VIVAnews di kantornya, di Senayan City, Jakarta Selatan.
Arif menambahkan, pihaknya sampai saat ini masih terus melakukan komunikasi dengan pihak keamanan terkait urusan izin konser Lady Gaga di Jakarta. Tapi, apakah kontroversi ini diketahui oleh manajemen Lady Gaga, Arif tak mau menjawab. Menurut Arif, meski banyak mendapat tanggapan negatif dari beberapa organisasi di Indonesia, persiapan konser Lady Gaga tak mengalami gangguan.
Ulah Sensional Lady Gaga
Terlepas dari pembatalan konser oleh pihak kepolisian, sosok Lady Gaga memang tidak pernah lepas dari aksi kontroversial yang sensasional. Karena kerap memunculkan sensasi, popularitas Lady Gaga meningkat. Pelantun 'Poker Face' ini menduduki posisi pertama sebagai orang berpengaruh versi Majalah Forbes.
Apa saja yang pernah Lady Gaga lakukan?
Pertama, Lady Gaga muncul dengan busana berbahan daging di tahun 2010 pada acara MTV Video Music. Pakaian tersebut dirancang oleh Franc Fernandez dan Nichola Formichetti. Belum lama ini, penyanyi berusia 26 tahun itu terlihat lagi mengenakan gaun "daging" saat persiapan konser di Tokyo, Jepang. Berbeda dari busana yang dikenakan Gaga pada tahun 2010, gaun kali ini tidak terbuat dari daging sungguhan walau sempat membuat banyak orang kaget.
Kedua, Lady Gaga membuat kontroversi lagi dengan memunculkan lagu 'Judas'. Dari judulnya sudah terlihat ada sedikit sentimen agama yang dibawakan, dan tentu saja pada liriknya. Lirik lagu dalam album 'Born This Way' ini membuat marah kelompok agama, salah satunya adalah umat Katolik.
Ketiga, Lady Gaga tampil vulgar di sebuah klub malam di Stockholm, Swedia. Saat itu, ia hanya mengenakan celana dalam hitam dan bra serta penutup jaket panjang yang kancingnya terbuka.
Keempat, Lady Gaga membuat sensasi dengan meminta tandatangan penyanyi Boy George di daerah paling pribadinya. Hal itu dilakukannya saat Lady Gaga, yang masih duduk di bangku SMA, menonton konser Boy George di New York.
Sensasi Joanne Stefani Germanotta atau yang biasa disebut Lady Gaga seakan tidak pernah berhenti. Meski demikian, penyanyi dan penulis lagu asal Amerika kelahiran New York, 20 Maret 1986 itu juga banyak memiliki sisi baik.
Pada November 2011, Gaga telah mendirikan sebuah Yayasan yang diberi nama Born This Way Foundation. Yayasan yang namanya diambil dari judul album terbaru tersebut fokus pada program pemberdayaan kaum remaja dan membantu orang-orang yang mengalamibullying (intimidasi di sekolah).
Dalam menjalankan programnya, Born This Way Foundation menggandeng John D. & Catherine T. MacArthur Foundation dan The California Endowment. Kedua yayasan atau lembaga ini sama-sama memfokuskan diri pada pemberdayaan pemuda.
Yayasan milik Gaga juga bekerjasama dengan Berkman Center for Internet & Society di Harvard University. Kerjasama keduanya lebih kepada pemanfaatan kekuatan internet sebagai alat untuk mempromosikan perubahan.
Seperti diketahui, Gaga memiliki jumlah penggemar yang cukup fantastis di dunia maya. Di situs jejaring sosial Facebook, Gaga memiliki pengemar sebanyak 44 juta dan 15 jutafollower di situs mikro blogging Twitter.
Gaga juga pernah memenangkan Hero Award atas karyanya dengan komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender lewat Trevor Project-nya - sebuah perusahaan nirlaba yang menawarkan layanan pencegahan bunuh diri.
Gaga memang sangat gerah dengan semakin banyaknya kasus bullying (penindasan). Apalagi saat seorang bocah laki-laki korban bullying berusia 14 tahun, Rodemeyer akhirnya bunuh diri karena putus asa karena terus ditindas. Sebelumnya, Gaga pernah menginspirasi bocah itu untuk tetap semangat hidup, namun gagal. Saat mengetahui sang bocah bunuh diri, Gaga pun marah besar.
Tak hanya sekedar concern pada masalah bullying Gaga juga tergerak hatinya saat melihat peristiwa Tsunami di Jepang yang menelan banyak korban beberapa waktu lalu. Tak hanya sekedar diam, Gaga memiliki cara lain untuk ungkapkan rasa dukanya terhadap bencana Tsunami di Jepang. Penyanyi eksentrik ini merancang gelang yang hasil penjualannya akan didonasikan untuk korban tsunami.
Gaga menjual gelang berwarna putih dan merah dengan tulisan 'We Pray For Japan' dan tulisan kanji di sekeliling gelang tersebut. Gelang seharga US$5 atau setara Rp43.000 itu dipromosikan lewat Twitter.
Pelantun 'Poker Face' ini juga meminta kumpulan penggemarnya, yang memiliki sebutan 'Little Monsters' untuk membeli gelang itu dalam laman situs internet miliknya. (eh)