Picture
BOGOR (Arrahmah.com-  Mendengar istilahSearch and Rescue (SAR) saat ini, mungkin tak elok jika tak menyangkut aksi SAR mengevakuasi korban jatuhnya Pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Tapi aksi SAR yang satu ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Di saat ramai-ramai diberitakan proses evakuasi korban Sukhoi, tak banyak media yang melirik aksi Tim SAR Hidayatullah baru-baru ini.

Pada Ahad (13/5/2012) pagi hingga siang seperti diberitakan Hidayatullah.com, puluhan anggota Tim SAR Hidayatullah menggelar kegiatan bersih-bersih Sungai Ciliwung. Aksi peduli lingkungan ini dimulai dari Jembatan Citayam, Pondok Rajeg, Kabupaten Bogor hingga Jembatan Grand Depok City (GDC), Depok, Jawa Barat. Disponsori oleh Pemerintah Kota Depok, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan Boogie, serta didukung Tim Siaga Banjir dari Bina Marga Sumber Daya Alam (BIMASDA), aksi tersebut dibuka oleh Wakil Walikota Depok Idris Abdul Shomad. Dalam sambutannya, Wawali menilai aksi peduli lingkungan itu bukan pekerjaan sepele.

“Memelihara lingkungan bukan sekedar kebutuhan manusia, tapi juga perintah agama. Jangankan memelihara sungai, memelihara pohon saja merupakan sebuah kewajiban. Kegiatan (bersih-bersih Ciliwung) ini sangat mulia,” ujar Wawali sebelum melepas tim.

Dengan menggunakan 6 perahu karet, tim aksi bersih-bersih mulai menyisir bantaran Sungai Ciliwung mulai sekira pukul 8.36 WIB. Setelah hampir setengah jam berlayar, tim transit di salah satu tepian dekat Jl. Raya Kalimulya, Depok. Sampah-sampah yang telah dikarungkan lalu dievakuasi ke darat oleh belasan anggota Bimasda Depok ke mobil truk. Tim kemudian melanjutkan penyisiran sampah di sungai yang kerap “menyumbangkan” limpahan air ke kawasan DKI Jakarta itu.



Tim SAR Hidayatullah saat mengevakuasi sampah di bantaran Sungai Ciliwung, Depok, Jawa Barat.

Kondisi Sungai Ciliwung yang saat itu berarus normal tidak terlalu menyulitkan Tim SAR Hidayatullah yang dipandu Tim Boogie untuk membersihkan dan mengevakuasi sampah. Tim yang sebagian besar adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hidayatullah Depok tersebut terlihat bekerja penuh semangat dan antusias. Selama kurang lebih tiga jam lamanya di jemur terik matahari, mereka menikmati kerja bakti khusus yang kali pertama digelar SAR Hidayatullah itu.

Sepanjang perjalanan, 20 personel tim tak sekedar  membersihkan sampah. Mereka juga mensosialisasikan pentingnya menjaga kebersihan kepada masyarakat yang ditemui di sekira bantaran kali.

“Pak, kalau buang sampah jangan sembarangan ya!” pesan Ketua Umum SAR Hidayatullah, Suheri Abdullah yang turut serta dalam aksi tersebut kepada seorang warga.

Terbatasnya personel dan sarana pendukung membuat sampah-sampah yang menggumpal di beberapa titik Sungai Ciliwung tak mampu diangkut semua oleh tim bersih-bersih tersebut. Meski demikian, acara ini terbilang berjalan lancar.

“Ya (sukses),” ujar Suheri Abdullah.

Selain membersihkan sungai, Tim SAR Hidayatullah juga melakukan penanaman puluhan Pohon Jati.

Setelah mengarungi sungai hingga pukul 11.20 WIB, aksi Bersih-bersih Ciliwung dan Penanaman Pohon ini ditutup oleh Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Sosial Kota Depok Eka Bachtiar. Pada acara penutupan, tim SAR Hidayatullah menyerahkan sejumlah bibit pohon kepada pihak GDC untuk dikelola.

Bantu Evakuasi Korban Sukhoi

Terkait insiden Sukhoi, SAR Hidayatullah juga telah berpartisipasi bersama Basarnas dan tim SAR serta relawan lainnya.

“Kami telah menurunkan tim ke Bogor,” jelas Suheri Abdullah saat memberi sambutan pada pembukaan acara'Bersih-Bersih Ciliwung dan Penanaman Pohom' tersebut.

“SAR Nasional Hidayatullah mengirimkan team ke Gunung Salak untuk bergabung bersama relawan-relawan yang lainnya dalam mencari korban yang belum ditemukan dalam musibah jatuhnya Pesawat Sukhoi (SSJ100). Semoga korban dapat segara ditemukan dan dievakuasi.Amiin!” tulis SAR Hidayatullah di akun Facebook resminya pada Sabtu (12/5) lalu. (bilal/
arrahmah.com)


This is your new blog post. Click here and start typing, or drag in elements from the top bar.
 
Picture
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengatakan sekitar 70 persen perokok di Jakarta berasal dari kalangan keluarga miskin (gakin). Ironisnya, sekitar 22 persen penghasilan mereka disisihkan untuk membeli rokok.

Kebutuhan akan rokok bagi keluarga miskin (gakin) ini rata-rata merupakan kebutuhan nomor satu. Kebutuhan akan beras berada di urutan kedua.

Karena persoalan tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mencabut fasilitas kesehatan bagi warga miskin yang masuk kategori perokok. Langkah ini guna menekan jumlah perokok.

"Wacana warga miskin tidak mendapatkan santunan kesehatan dari Pemprov DKI secara ekstrem sangat rasional,'' kata Tulus. ''Saya melihat ada fungsi yang keliru dalam mengalokasikan pendapatan dari keluarga miskin ini.''

Berdasarkan hasil penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), sebanyak 22 persen penghasilan keluarga miskin (gakin) digunakan hanya untuk membeli rokok.

"Saya prihatin, di tengah himpitan masalah sosial ekonomi, konsumsi rokok di kalangan keluarga miskin justru mengalahkan konsumsi nutrisi bagi keluarga terutama anak-anak. Sehingga, diperlukan pendekatan khusus dan upaya sosialisasi yang lebih efektif untuk masalah ini," ujar Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo.


This is your new blog post. Click here and start typing, or drag in elements from the top bar.