Picture
VIVAnews - Kendati masih banyak yang sangsi dengan UFO sebagai sains, komunitas BETA-UFO Indonesia memiliki pendapat lain. 

"Ini ilmu masa depan karena belum ada teknologi yang bisa mengukurnya," ujar Ranggi Ragatha selaku pengurus BETA UFO koordinator wilayah Indonesia Timur dalam wawancara dengan Vivanews, Kamis, 24 Mei 2012.

Ranggi akan menjadi pembicara dalam diskusi The B-Sides Discussion Club bersama UFONESIA membahas piring terbang atau Unidentified Flying Object (UFO). Acara ini akan berlangsung di kafe The Reading Room, Kemang, Jakarta malam ini. 

Menurut laman resminya, BETA-UFO Indonesia merupakan organisasi yang mengamati masalah UFO di Indonesia. Kelompok pemerhati ini berdiri pada 26 Oktober 1997. Awalnya mereka tergabung dalam milis Friendship dari Centrin dan Nusa X-Files dari NusaNet.

Tujuannya bukan untuk memuja makhluk asing (alien). Komunitas ini hendak mendata penampakan UFO di Indonesia untuk dianalisa dan dipelajari. Untuk mempermudah penelusuran, mereka memanfaatkan internet sebagai jalur komunikasi. 

Nama BETA-UFO dibentuk dari kata BETA yang dicetuskan mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Marsekal Muda TNI (Purn) Raden Jacob Salatun. Artinya, Benda Terbang yang Aneh. 

BETA-UFO mengumpulkan data-data dari laporan pihak yang mengaku melihat UFO. Data ini tidak ditelan mentah-mentah. Mereka melakukan pengecekan. 

Bukti Otentik dan Kajian Ilmiah

Pihak yang melihat UFO bisa memberitahu para pengurus. Nama dan nomor ponselnya dicantumkan dalam laman khusus BETA-UFO. 

Pelapor perlu menyerahkan video dan foto yang dinilai BETA-UFO sebagai bukti otentik. Laporan ini akan diolah oleh tiga divisi komunitas. 

Investigasi Lapangan akan mengecek langsung dengan wawancara pelapor. Tim Analisa akan menelusuri keaslian foto atau video. Standardisasi menangani urusan organisasi. 

"Seminggu bisa ada 3 laporan penampakan. Tapi, mungkin hanya 1 yang menyerahkan bukti otentik foto dan video. Untuk itu, kami lebih selektif," ujar Ranggi. 

Komunitas ini rata-rata memiliki latar pendidikan di bidang teknik, hukum, dan psikologi. Bahkan, Salatun yang dianggap Bapak Ufologi Indonesia pun merupakan salah satu perintis LAPAN. 

Para pengamat dalam kelompok ini tergolong berdedikasi. Hobi ini diakui Ranggi menyedot biaya yang tinggi. Sebagian besar anggota komunitas memiliki tingkat ekonomi yang mapan. Sisanya terdiri dari mahasiswa. 

BETA-UFO memiliki anggota sekitar 3.500 orang dari data milis mereka. Anggota resmi yang memiliki nomer registrasi mencapai 400 orang. BETA-UFO juga ditangani 20 pengurus dari berbagai negara. 

Para pengurus yang berada di luar negeri bertugas menangani anggota di lokasinya. BETA-UFO juga memiliki koneksi dengan organisasi serupa di negara lain. 

BETA-UFO mengingatkan dalam lamannya bahwa kajian yang mereka lakukan sebatas masalah ilmiah. Pernyataan resmi menyatakan, "Diharapkan tidak mencampuradukkan masalah agama serta jangan sampai mengganggu keimanan kita terhadap agama masing-masing." (umi)





Leave a Reply.